"Perjalanan menempuh ratusan ribu kilometer harus dimulai dengan satu langkah kaki".

Senin, 13 Juni 2016

Segenggam Harapan Bersamamu

20.13 Posted by azkasadan 6 comments
Kemarin sepi membawamu padaku, lewat detik-detik yang membentang malam.
Kamu ada di sana, terselip di antara hembusan asap, timbul tenggelam dalam pekat kopi, melayang bersama tiap petik melodi.

Kucoba mencari namamu di balik tiap bintang, mereka-reka rupamu pada permukaan bulan, tapi mana mungkin mereka bocorkan rahasiaNya? 
Jadi kubiarkan kamu tetap di sana, seperti malam-malam lainnya serupa khayal berserak abstrak.

Sementara aku, masih menikmati tiap putaran bumi, masih menantimu di sini dengan segala persiapan dan kepantasan diri sambil menerka-nerka apakah kamu juga melakukan yang sama entah di belahan bumi bagian mana.

Aku tak perlu takut jatuh meski bahaya membentang di bawah, karena kamu akan ada di sisiku dan menuntun tiap langkah.
Memang tak akan mudah, dalam perjalanannya sesekali kita akan tergelincir, atau mungkin terkilir.



Tapi aku percaya.
Tiap bekas luka akan jadi kisah manis peramu tawa, tersimpan rapi di serambi rumah kita.
Rumah itu, kamu.
akan jadi tempat lahirnya kehidupan baru. 
Tempatmu membuka pagi dengan minuman hangat buatanku.
Tempatku menutup malam dengan kecupan lembutmu.
 
Kita akan mengukir mimpi dan kenangan pada tiap sudutnya, dengan guratan-guratan cinta.
Kamu akan jadi imam bagiku, atap dan penghangat, pelindung segala resah. Aku akan jadi sejuk untukmu, pembasuh tiap peluh, penadah tiap lelah.

Untukmu aku akan melahirkan tangan-tangan dan kaki-kaki mungil pembawa jiwa suci. 
Lalu bagi merekalah kita akan jalani hari, denganmu yang mengajarkan mereka kehidupan, dan aku yang merawat mereka penuh kelembutan.
Mereka akan bermain di samping kolam berteratai, di mana tak terhitung kasih telah kita semai.
Juga ribuan dongeng sebelum tidur, jutaan doa hingga dewasa, sampai akhirnya alam memeluk kita. 

Dan hingga masa itu tiba, ketika Tuhan telah memanggil, kita akan tetap berpeluk, saling bersandar dalam damai. 
Kamu yang akan menjadi bagian masa depanku, akhirnya kusematkan surat ini pada sepertiga malamku.
Agar pada suatu malam nanti Dia dapat membawamu pada rinduku lewat sayap-sayap doa.

Aku masih setia menantimu disini. 

6 komentar: