"Perjalanan menempuh ratusan ribu kilometer harus dimulai dengan satu langkah kaki".

Selasa, 28 Oktober 2014

Studying abroad, why not ?

00.50 Posted by azkasadan 9 comments
Bener-bener gak terasa udah dua bulan aku ninggalin keluarga dan temen-temenku di Aceh. Rasanya itu udah kayak iman yang gak pernah netap. Kadang-kadang senang, kadang-kadang sedih dsb. Sebelumnya aku enggak pernah nangis karena merindukan seuatu kecuali hanya untuk orang tuaku, tapi kini aku bener-bener ngerasain itu semua. Mungkin terkesan agak lebay memang, tapi beginilah kenyataannya. Aku rindu oooh aku rindu 😂*ssttt. 

Minggu-minggu terakhir sebelum aku berangkat untuk mengemis ilmu, aku pergi ke semua tempat yang ingin aku kunjungi, ke semua orang yang harus kutemui dan jika aku tidak dapat bertemu, masih ada alat komunikasi yang siap membantu. Banyak sekali nasihat-nasihat yang ku dapat dari teman-temanku dan keluargaku, salah satunya, Azka kamu harus tajdid niat selalu ; ketika kamu bosan atau penat ingatlah selalu kalau kamu belajar untuk Allah, untuk agamamu ; bek lalo, ingat mate (jangan lalai, ingat mati) ; Jaga diri baik-baik disana, karena cuma kamu yang tau diri kamu dan cuma kamu yang dapat mengontrol diri kamu , dan masih banyak lagi. Nasihat terindah itulah yang selalu aku ingat ketika aku mulai merasa bosan. Hey bosan itu adalah perasaan yang sangat biasa dan wajar bagi manusia, tapi itu semua kembali ke diri kamu. Sanggupkah kamu mengendalikan perasaan itu ataukah kamu akan terbuai dengannya ? back to ur self. 

Well, sekarang aku sudah disini horeee, di kampus IIUM ( International Islamic University Malaysia). Sebuah kampus yang tak pernah terbayangkan , tak pernah terfikirkan bahkan tak pernah terlintas di kepalaku. Aku mengenal kampus ini dari orang tuaku, keluargaku dan dari senior-senior disekolahku yang kebetulan pernah mengunjungi kampus ini. Dulu, aku acuh tak acuh dengan tempat kuliahku nantinya, karena aku tipe orang yang tidak bisa punya banyak pilihan. Bagiku satu pilihan itu saja sudah cukup. Tapi ketika masa-masa aku harus memikirkan masa depannku, pilihanku tidak disetujui oleh orang tuaku, apa yang harus aku katakan ? sekalipun nangis darah, orang tuaku tetap bersikeras dengan pilihan mereka. Kali ini, aku benar-benar harus mengalah. Aku hampir seperti orang yang putus asa, tidak tau kemana aku harus melanjutkan studyku. Finally, orang tuaku menyarankanku untuk masuk ke IIUM. Ha ? IIUM ? apa itu IIUM ? gimana bentuk IIUM ? gimana sistem belajar di IIUM ? bahasa apa yang digunakan di IIUM ?. Pertanyaan-pertanyaan itu terus menempel di sudut-sudut kepalaku. Ketika aku mendengar IIUM, detik itu pula aku segera mencari informasi tentang kampus tersebut. Informasi demi informasi telah aku kumpulkan, dan aku setuju dengan pilihan orang tuaku dan segera ku daftarkan diriku ke kampus tersebut melalui international connection. Aku yakin, inilah pilihan yang terbaik bagiku. Dan jika orang tua kita ridha dengan apapun yang kita perbuat, maka yakinlah jalan menuju kesana pasti begitu mudahnya dengan izin Allah sepeti yang telah aku rasakan. Alhamdulillah 'ala kulli hal. 

Main stair di rectory building. Begitu sampai di gate IIUM, bangunan inilah yang pertama kali terlihat 


Waaw, UIA (IIUM) ini luaaaasss sekali, kalimat itulah yang pertama kali keluar dari mulutku tanpa rasa malu. Emang ada yang memalukan ? hehe *maklumlah anak kampung kalau ke negara orang ya beginilah jadinya. Dua hari pertama aku disini, seluruh kakiku pegel-pegel. Gimana enggak coba ? kemana-kemana aku harus jalan kaki, belum lagi asramaku jauh di atas bukit, kamarku di lantai 5 dan waw super duper perjuangan untuk sampai ke kamar. Karena itulah, hal yang paling indah kalau udah sampai ke kamar adalah ke kasur, karena perjuangan menuju kamar itu begitu berat hehe :D. Kini aku sudah terbiasa berjalan kaki kemanapun dan rasa pegel-pegel itu tidak pernah aku rasakan lagi Alhamdulillah. Kampus juga menyediakan bus yang siap antar jemput kita kemanapun tujuannya selama masih didalam komplek kampus. Karena jarak antara asrama dan gedung yang aku tempati lumayan jauh, maka aku memilih untuk menunggu bus didepan gerbang asramaku setiap pukul 08.00 am hari senin,rabu dan jum'at. Walhasil ini adalah cara yang paling efektik untuk menghemat waktu.

Bus IIUM yang siap antar jemput, caaw !!




KICT, kampus yang aku tempati sekarang.


Aku tidak pernah menyesal bahwa orang tuaku menyuruhku untuk masuk ke kampus ini. Karena disini aku mendapatkan hal yang bener-bener luar biasa terutama di bahasa. Sistem kampus ini, mereka tidak mengenal bahasa melayu di dalam kelas kecuali jika memang mata kuliah bahasa melayu yang semua murid wajib mengambil subject tersebut sekalipun orang-orang Malaysia. Disini, kami menggunakan bahasa inggris dan bahasa arab sebagai bahasa pengantar. Bahasa Inggris digunakan untuk pelajaran-pelajaran umum sedangkan Bahasa Arab digunakan pada pelajaran-pelajaran agama.  Semua murid wajib mampu menguasai Bahasa Inggris. Mau gak mau, antara terpaksa dan tidak, aku harus bisa menguasai Bahasa Inggris dan Bahasa Arabku yang sangat pas-pasan ini daripada nanti aku harus duduk manis hanya mendengar tanpa memahami apa yang dosen sampaikan hahaha. Para pengajar pun didatangkan dari berbagai negara dan Malaysia sendiri. Sekalipun dosennya dari Malaysia, mereka tetap harus menggunakan English and Arabic sebagai bahasa pengantar didalam kelas.

Kampus juga memiliki mahasiswa yang kurang lebih dari 125 negara di dunia. Indonesia sendiri menduduki peringkat kedua terbanyak setelah Malaysia, dan itu adalah hal yang sangat sangat wajar. Karena Indonesia sendiri terletak disebelah Malaysia. Berbeda negara otomatis berbeda pula budayanya. Ada tipe manusia yang kalau ngomong itu suaranya besar-besar, dari jauh pun bakalan kedengaran, bagi kami orang lembut-lembut ini itu terlihat kasar, tapi mereka itu hal yang sangat biasa. Ada pula orang-orang yang berkulit hitam, Waw, i never have seen before :D. Dulu hanya bisa dengar cerita ustadz-ustadz tentang orang berkulit hitam, tapi kini menyaksikan sendiri, bahkan teman sekelas dan orang terdekat yang berasal dari Somalia. Dan masih banyak jenis-jenis lain yang membuat hati antara percaya dan tidak percaya.



Ada tiga tempat yang selalu aku kunjungi ketika aku bosan, sedih, penat, senang, semangat lagi membara, dsb. Tiga tempat ini benar-benar mampu menghipnotis diriku. Tapi sayangnya aku tidak pernah bisa berlama-lama disana berhubung jarak asrama dan kampus yang agak jauh sedikit. Itulah yang membuatku ingin pindah asrama agar jaraknya lebih dekat ke tempat-tempat tersebut. Masjid, iya masjid adalah tempat terindah bagiku. Segala rasa bisa kita tumpahkan disana, bisa untuk tempat ibadah, tempat mengadu, tempat belajar bahkan tempat tidur hahahaha. Jujur aku selalu tidur siang sebelum dzuhur atau pada pukul 10.00 sampai pukul 11.00 di masjid, berhubung jarak ke asramaku sedikit jauh . Terkadang tidur siang adalah menjadi kebutuhan bagiku. Kalau tidak terpenuhi, bisa-bisa aku mengantuk berat di kelas dan ini hal yang pernah aku alami haha. Yang kedua adalah perpustakaan. Perpustakaan yang memiliki segala jenis buku, mulai dari kitab-kitab klasik sampai novel dan komik yang menggunakan bahasa inggris. Selain kitab-kitabnya lengkap, ruangannya pun sejuk dan segala sistem pinjam meminjam buku serta pengembalian menggunakan mesin yang harus di register menggunakan matric card atau student card. Waw, tempat yang cukup nyaman untuk mengistirahatkan otak sejenak. Dan yang ketiga adalah.......................
Kantin, haha :D iya kantin adalah tempat yang paliiing nyaman. Ibaratnya keluarga, mereka selalu mengharuskan seluruh anggota keluarganya untuk makan bersama di meja makan untuk menciptakan suasana keakraban. Begitu juga dengan kami, kantin adalah pilihan yang paling tepat untuk menciptakan suasana kekeluargaan dengan teman-teman dari berbagai negara.



Masjid Sultan Ahmad Shah IIUM Gombak




Dar Al-Hikm Library

Suasana di dalam Dar El-Hikmah IIUM library

So, studying abroad siapa takut ?
Kalau memang dari sekarang ada niat ingin belajar ke luar negeri, pasang niat bagus-bagus dan fokus. Ingat ! bukan berarti belajar didalam negeri tidak bagus, melainkan kita ingin mencari pengalaman lebih dan ingin memiliki lebih banyak teman, thats all. Karena sebenarnya dimanapun tempatnya itu sama saja. Untuk apa belajar jauh-jauh ke negeri orang tapi kerjaannya bukan untuk belajar, melainkan hanya untuk menghabiskan uang orang tua saja. Masalah tantangan, bosan, capek, itu adalah hal yang sangat sangat biasa dalam menuntut ilmu. Jangan sampai karena capek, kita jadi menyerah dan putus asa. Mampu gak mampu juga hal yang biasa, yang paling penting itu adalah berusaha, berdoa dan tawakkal kepada sang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Ingat ! tidak ada keberhasilan tanpa usaha. Dan yang paling penting adalah Allah is the best planner.
Wallahu a'lam.



Rabu, 22 Oktober 2014

Apa yang kamu pikirkan ?

20.03 Posted by azkasadan No comments
Bosan,muak,penat,letih aaaahhh.... semuanya sudah bersatu padu seperti nano-nano,itulah hal yang aku rasakan saat ini. Tapi apakah aku harus menyerah, menangis lalu mengurung diri di kamar ??
ooh tidaaaakk.. Itu hal yang insyaAllah tidak akan terjadi dalam hidupku. Entah kenapa belakangan ini aku merasa bukan seperti diriku yang dulu. Sebelumnya aku tidak pernah kesusahan dalam belajar. Tapi, kali ini aku benar-benar harus menangis dan bersabar dalam menghadapi ini semua. Ya Rabb, ada apa denganku ? Apa yang merasukiku ? 

Well, ini cukup yang pertama dan yang terakhir. Terlintas di benakku salah satu dari sekian banyak perkataan imam syafi'i tentang ilmu  : 
" اصبر على مرّ الجفا من معلّم # فإنّ رسوب العلم في نفراته
ومن لم يذق ذلّ التعلّم ساعة # تجرع ذل الجهل طول حياته
ومن فاته التعليم وقت شبابه # فكبر عليه أربـــعا لوفاته
حياة الفتى والله بالعلم والتّقى # إذا لم يكونا لا اعتبار لذاته ". 

"Bersabarlah atas kerasnya didikan dari gurumu # Sesungguhnya ilmu itu didapat karena didikan gurumu.
Barangsiapa yang tidak merasakan pahitnya(kehinaan) menuntut ilmu walaupun sebentar # maka ia akan merasakan kebodohan sepanjang hidupnya.
Barangsiapa yang melewatkan masa mudanya untuk menuntut ilmu # maka bertakbirlah untuknya 4 kali karena kematiannya.
Demi Allah, kehidupan pemuda itu dengan ilmu dan taqwa # Kalau keduanya tidak ada, maka tak ada lagi yang dapat mengetahui keberadaannya. 

* Kurang lebih terjemahannya seperti itu.



Nah, menuntut ilmu itu adalah hal yang paling nikmat dan pahit. Wallahi aku tidak pernah merasakan nikmat yang begitu indah selain menuntut ilmu dan beribadah kepadaNya. Dan aku juga tidak pernah merasakan nikmat yang paling pahit, sepahit menuntut ilmu. Bagaimana tidak ? Kita harus berusaha mati-matian untuk bisa memahami apa yang kita pelajari , harus bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dsb. Tapi apakah kita harus mengalami kesusahan yang begitu besar dalam menuntut ilmu ? 
Jawabannya IYA. Karena tidak ada kenikmatan yang datang setelah bersusah payah dan tidak ada bersusah payah yang berujung keindahan insyaAllah :).

So, Ingat ! menuntut ilmu untuk Allah, only Allah. Kalau mau sukses nikmatilah pahitnya menuntut ilmu. Sekali-kali, hal yang pahit itu juga harus dinikmati. Tapi bukan dengan bermalas-malasan, melainkan berwudhu, shalat, tilawah walau hanya sedikit dan buka buku. Ayo ayo ayo ! Tidak ada manusia yang terlahir dengan sempurna. Mereka juga harus belajar dri merangkak, berdiri, berjalan, berbicara, hingga bisa melakukan apapun seperti saat ini. 

Ketika rasa penat itu mulai melanda lagi,tadahkan kepalamu ke langit. Pejamkan matamu, istighfar kepada sang pemilik hati ini, perbaiki niatmu kembali dan selalulah berpikir positif. 
Dan kunci kesuksesan itu adalah ikhlas. 
Start from now on, Bismillaah.
Jaddid Hayaaatana ! :) 

Kekuatan Maha dahsyat bernama doa

09.21 Posted by azkasadan 2 comments
Sesungguhnya di dalam hati terdapat sebuah sobekan yang tidak bisa dijahit kecuali dengan menghadap penuh kepada Allah 'Azza wa Jalla. Di dalamnya juga ada sebuah keterasingan yang tak mampu diobati kecuali dengan menyendiri bersama Allah SWT.


Didalam hati juga ada sebuah kesedihan yang tidak akan mampu diseka kecuali oleh kebahagiaan yang tumbuh karena mangenal Allah dan ketulusan berinteraksi dengan-Nya. Pun di dalam hati terdapat sebuah kegelisahan yang tidak mampu ditenangkan kecuali berhimpun karena Allah dan pergi meninggalkan kegelisahan itu menuju Allah. Ada juga gejolak api yang tidak mampu dipadamkan kecuali oleh keridhaan akan perintah, larangan, dan keputusan Allah, yang diiringi dengan ketabahan dan kesabaran sampai tiba saat perjumpaan dengan-Nya.
Didalam hati juga terdapat tuntutan kuat yang tidak akan berhenti sebelum Allah menjadi satu-satunya tujuan. Di dalamnya pun ada kebutuhan yang tidak akan terpenuhi kecuali oleh kecintaan kepada-Nya, mengingat-Nya terus menerus, serta keikhlasan penuh kepada-Nya. Bahkan jika hati ini diberi duni beserta segala isinya, kebutuhan tersebut tetap tak akan terpenuhi tanpa menghadap penuh kepada Allah, sang Maha Kasih :)