"Perjalanan menempuh ratusan ribu kilometer harus dimulai dengan satu langkah kaki".

Jumat, 16 Desember 2016

Aleppo, aku padamu

21.00 Posted by azkasadan 3 comments

“We live in a world in which our response to genocide is excruciating silence.”

Terlalu geram, marah, sedih, semua berkecamuk menjadi satu. Bagaimana tidak? Kita disini terlalu nyaman dengan keadaan, sedang di lain tempat menderita bahkan mempertaruhkan hidupnya.

Aleppo. Kota kedua terbesar setelah Damaskus. Kota tertua di dunia yang mendapat gelar kota warisan dunia dari PBB, dan masih berpenghuni. Kota dengan industri paling maju pada masa Utsmaniyah setelah Konstantinopel dan Cairo. Kota dengan posisi strategis untuk alur perdagangan. Aleppo yang indah di malam hari, bangunan tua dan kuil-kuil berdiri megah, dengan mayoritas muslim di dalamnya.

Sudah sejak tahun 2012 lalu, Aleppo bertaruh segalanya, mulai dari harta hingga nyawa. Bahkan Masjid Agung nan kokoh dan megah hancur lebur rata dengan tanah pada tahun 2013 lalu. Sebuah pertemuan yang katanya perjanjian damai di Geneva pun nihil, tak membuahkan hasil yang signifikan.


Source: shaam.org

Lalu sekarang apa? Aleppo sunyi, hanya dentingan bom, terikan warganya, bau anyir darah, debu, dan reruntuhan bangunan yang tersisa. Mereka sama seperti kita, there are a human. Tanpa pandang bulu, anak kecil dan wanita pun menjadi sasaran. Bahkan wanita ada yang rela bunuh diri daripada harus menjadi korban bengis nafsu birahi.

Banyak video bertebaran di media sosial. Tapi orang-orang yang memegang kendali masih bungkam seperti biasanya. Dunia sudah benar-benar dibuat bingung. Bingung dalam menentukan mana yang benar dan mana yang mendekati benar. Mungkin permainan politik yang berperan penuh di dalamnya. Ah, kekuasaan, tak akan pernah habis memang. Sejak zaman Nabi hingga sekarang. Harta, tahta, wanita.

Kita bagaimana? Atas nama kemanusiaan, kita tidak bisa tinggal diam. Iya, benar, bahwa kita bukan siapa-siapa, bukan pejabat, bukan pengusaha kaya, apalagi politisi dunia yang memegang kontrol ikut andil di dalamnya. Mau ke Aleppo? Bunuh diri jika tanpa persiapan apapun, lagi pula negara pasti melarang. Kita bisa apa?

Satu lagi, mereka itu manusia. Bagaimana dengan materi? We can try it as long as we can do. But, selama jasad tak mampu menjabat, kita babat mereka dengan ribuan bahkan tak terhitung, and doa.

Kini, 
darah manusia tercium baunya di langit. Anak-anak kecil melukiskan bom diatas langit. 
Tak ada langit biru, 
hanya ada cucuran darah dan luka-luka.

Anak-anak syam, 
berbahagialah di JannahNya. 
Tertawalah disana, 
bangunkan ayah bunda kalian agar ikut berbahagia di jannahNya. Allah begitu sayangnya terhadap kalian. 
Tak usah lagi menangis di dunia ini, pergilah bawa senyum Syuhada dalam wajah kalian.

Hasbunallah wa ni'mal wakil ❤️.

Senin, 13 Juni 2016

Segenggam Harapan Bersamamu

20.13 Posted by azkasadan 6 comments
Kemarin sepi membawamu padaku, lewat detik-detik yang membentang malam.
Kamu ada di sana, terselip di antara hembusan asap, timbul tenggelam dalam pekat kopi, melayang bersama tiap petik melodi.

Kucoba mencari namamu di balik tiap bintang, mereka-reka rupamu pada permukaan bulan, tapi mana mungkin mereka bocorkan rahasiaNya? 
Jadi kubiarkan kamu tetap di sana, seperti malam-malam lainnya serupa khayal berserak abstrak.

Sementara aku, masih menikmati tiap putaran bumi, masih menantimu di sini dengan segala persiapan dan kepantasan diri sambil menerka-nerka apakah kamu juga melakukan yang sama entah di belahan bumi bagian mana.

Aku tak perlu takut jatuh meski bahaya membentang di bawah, karena kamu akan ada di sisiku dan menuntun tiap langkah.
Memang tak akan mudah, dalam perjalanannya sesekali kita akan tergelincir, atau mungkin terkilir.



Tapi aku percaya.
Tiap bekas luka akan jadi kisah manis peramu tawa, tersimpan rapi di serambi rumah kita.
Rumah itu, kamu.
akan jadi tempat lahirnya kehidupan baru. 
Tempatmu membuka pagi dengan minuman hangat buatanku.
Tempatku menutup malam dengan kecupan lembutmu.
 
Kita akan mengukir mimpi dan kenangan pada tiap sudutnya, dengan guratan-guratan cinta.
Kamu akan jadi imam bagiku, atap dan penghangat, pelindung segala resah. Aku akan jadi sejuk untukmu, pembasuh tiap peluh, penadah tiap lelah.

Untukmu aku akan melahirkan tangan-tangan dan kaki-kaki mungil pembawa jiwa suci. 
Lalu bagi merekalah kita akan jalani hari, denganmu yang mengajarkan mereka kehidupan, dan aku yang merawat mereka penuh kelembutan.
Mereka akan bermain di samping kolam berteratai, di mana tak terhitung kasih telah kita semai.
Juga ribuan dongeng sebelum tidur, jutaan doa hingga dewasa, sampai akhirnya alam memeluk kita. 

Dan hingga masa itu tiba, ketika Tuhan telah memanggil, kita akan tetap berpeluk, saling bersandar dalam damai. 
Kamu yang akan menjadi bagian masa depanku, akhirnya kusematkan surat ini pada sepertiga malamku.
Agar pada suatu malam nanti Dia dapat membawamu pada rinduku lewat sayap-sayap doa.

Aku masih setia menantimu disini. 

Haruskah Senja?

20.07 Posted by azkasadan No comments
Kenapa banyak yang menyukai senja? 
Bahkan lebih memilih untuk menunggunya datang disore hari
Kenapa mereka tak menyukai fajar? 
Kenapa tak memilih menunggu fajar datang? 

Bukankah waktu dimana fajar datang adalah awal kebesaranNya dipagi hari? 
Kenapa tak menunggu fajar datang dengan memilih waktu untuk bertafakur? 
Bukankah warna senja dan fajar sama? 
Atau bahkan kau tak pernah melihat warna cahaya nya dipagi hari? 
Kenapa harus senja yang menjadi bumbu keromantisan kisah cinta? 
Kenapa bukan fajar? 

Bukankah fajar pun menawarkan beribu mimpi yang sangat indah? 
Menunggu fajar itu menenangkan, 
Kau bisa duduk merenung tentang kehidupan 
Kau bisa berdekatan dengan yang Maha Hidup 
Kau bisa merasakan kesejukan lebih banyak 
Karena diwaktu senja
Seluruh sejuk telah hilang dimakan mentari setelah fajar datang.. 

Lalu,
Masih kah hanya senja? 
Bukan fajar? 

Jumat, 27 Mei 2016

Keluhan yang Terbayar

20.17 Posted by azkasadan No comments
Semester ini, aku mengeluh tidak henti-hentinya karena (ke)banyak-an aktifitas di luar akademik ditambah lagi dengan nekadnya mengambil credit hours yang terbilang tidak sedikit. Karena ingin cepat selesai kuliah? Tidak juga, hanya saja aku bosan dengan sem sebelumnya yang mata kuliahnya itu-itu saja. Aku ingin menantang diriku untuk berkecimpung di segala sisi (heleeeh). 

Walhasil, hampir bisa di katakan sem ini adalah semester dengan keluhan yang berkepanjangan. Ya, karena terkadang aku kewalahan dengan segudang aktifitas sedangkan aku sendiri masih acak-adul dalam memanage waktuku sendiri. 

Disinilah waktuku belajar bagaimana membagi waktu yang baik. Semua orang juga tau teori yang sangat efektif dalam mengatur waktu, tapi tidak semua orang mampu mempraktekkannya, termasuk aku. 
Karena itu aku bertekad kuat untuk membobol zona nyaman ku di semester ini, Bismillah. 



Ternyata, aku sangat menikmatinya. Keluhanku terbayar dengan proses yang aku jalanin. Semester ini benar-benar akan menjadi kenangan untukku. Bagaimana di tengah-tengah sibuknya dengan midterm, tapi ternyata aku memiliki rapat bulanan yang memang harus aku hadiri, ya walaupun tanpaku pun rapat itu tetap akan berjalan, tapi menurutku itulah komitmen. Pun ketika sedang kelelahan karena ini dan itu, ternyata aku selalu punya quiz dadakan keesokannya dengan mata kuliah yang menurutku antara menarik dan membosankan-politik-.

Sedikit lari dari tulisan. Di kampusku, setiap mahasiswa yang mengambil fakultas IRKHS ( Islamic Revealed Knowledge and Human Science), mau tak mau harus berhadapan dengan yang namanya mata kuliah ini. Ya untuk jurusanku sebenarnya hanya pilihan saja, tapi ini lebih menarik daripada harus menghafal segudang istilah-istilah biologi yang asing di telingaku, rasanya terakhir kali aku belajar Biologi ketika aku masih duduk di bangku Mts. 

Nah, itu hanya sepercik dari kegiatan yang tidak begitu banyak di bandingkan orang lain. Sebenarnya, mereka semua menjadi beban di kepalaku karena keluhanku. Dulu, aku mengeluh karena kebanyakan dari jadwalku kosong, kini aku mengeluh karena padatnya aktifitasku. Memang, manusia tidak pernah berhenti untuk mengeluh. 

Tapi akhirnya, aku benar-benar menikmati segala proses ini. Dan aku sadar, semakin banyak kegiatan yang aku ikut serta di dalamnya, semakin menjadi produktif dan semangat dalam melakukan sesuatu, tapi ketika itu kosong malah jadinya melempem tak karuan. Awalnya berniat untuk fokus belajar, tapi hasilnya gravitasi kasur pun bertambah, dan lama-lama kasur menjadi kempes. *eh* 

Saranku, jangan jadi mahasiswa yang hanya berkutat dengan buku dan perpustakaan saja. Memang, itu adalah pilihan semua orang, dan ini hanya saranku. Jika ingin di ambil ya silahkan, jika tidak pun tidak mengapa. 
Hanya saja, kita sebagai manusia memang di tuntut untuk berproduktif karena Allah sudah menganugerahi akal pikiran yang bisa di manfaatkan semaksimal mungkin. 

Semakin banyak aktifitas yang di ikuti, semakin mudah dalam belajar. Karena biasanya, mereka-mereka yang sudah mencari pengalaman ini, semangatnya lebih tinggi dibandingkan manusia kutu-buku yang perpustakaan menjadi rumah kedua bagi mereka. Ini menurut pengalamanku saja tanpa melakukan penelitian ke banyak kepala. Aku menulis ini berdasarkan apa yang aku alami dan apa yang aku saksikan. 

Ayo berusaha untuk menjadi manusia yang produktif, tidak gampang mengeluh apalagi menyerah, dan bermanfaat untuk kalangan banyak. 

Rabu, 27 April 2016

Semester yang Menggila

16.49 Posted by azkasadan No comments
Semester ini adalah semester tergila bagiku. Entah kenapa aku nekat mengambil 20.5 credit hours tanpa pikir panjang. Memang, subject yang aku dalami di semester ini selalu berhasil membuatku berdiri mematung dengan mulut menganga lebar karena takjub dengan apa yang di ajarkan sang duktur. 


Aku bukan orang yang terlalu memaksa diriku untuk harus belajar, karena aku tau kebiasaanku dari dulu yang malas mengulang dan lebih memilih menghabiskan novel-novel atau buku apapun yang berhasil menarik perhatianku daripada harus berkutat dengan muqarrar yang membuat kepalaku ingin pecah saja rasanya.
 
Tapi tidak untuk semester ini. Semua maddah yang aku ambil benar-benar menyita seluruh perhatianku. 
Padahal ketika add subject, aku tidak sempat memikirkan bagaimana yang aku pilih nanti, dsb. Yang penting, ada subject yang di ambil dengan waktu yang sesuai. 


 
Bagiku, pemilihan waktu dalam mengambil mata kuliah itu penting. Contohnya, kamu mengambil maddah yang sangat kamu suka tapi waktunya berkisar antara ashar dan maghrib. Nah, menurutku, itu adalah waktu yang paling tidak sesuai dengan keadaanku. Aku selalu memilih waktu pagi karena pikiran kita masih segar untuk menerima apa yang ingin di pelajari walaupun yaa entah apa subject yang di ambil. 

Oke kembali ke laptop. Kali ini, ada 8 maddah yang aku ambil dengan credit 20.5. Setiap maddah itu 3 ch dan waktunya selama 1 jam 20 menit. Tidak lama bukan? Itu yang aku suka 😅. 
1 maddah itu di pelajari 2 kali dalam seminggu kecuali halaqah. 

Semester ini, aku mengambil maddah qiraat, reading in hadith books, quranic and propethic text (sejenis balaghah dan i'jaz didalam quran dan sunnah), intro to fiqh, tafsir maudhu'i, tilawah, dan ada yang tidak kalah menarik yaitu political science. Nah, semua subject ini menggunakan bahasa arab kecuali politik saja yang menggunakan english. 

Sebagai mahasiswa tentunya aku tidak hanya belajar saja melainkan bergelut di beberapa organisasi kampus, baik yang national maupun international. 
Bukan aku ingin mengeluh, tapi terkadang organisasi-organisasi itu tidak kenal batas. Seperti misalnya rapat mendadak, acara yang terlampau banyak, dsb. 
Tapi, ini adalah resiko yang sudah aku ambil dan bagaimanapun aku harus mampu menyeimbanginya. 

Masalah mengulang, itu adalah hal yang sangat jarang aku lakukan. Sejak duduk di bangku sd sampai kuliah. Begitu-begitu saja tidak ada yang berubah. Kadang aku suka heran dengan diriku sendiri, melihat orang yang sangat ulet dalam mengulang sedangkan aku sama sekali tidak. Berbagai cara sudah aku lakukan, tapi tetap saja aku tak mampu. Hingga kuputuskan menggunakan metode seperti di bangku aliyah dulu. Fokus di dalam kelas, mendengar dengan saksama, itu kuncinya. 

Dan kegilaan di semester ini pun hampir berakhir. Selamat berjuang, jangan mudah menyerah!

Nb: 
* credit hours: sks
* maddah : subject : mata kuliah 
*muqarrar : diktat / bahan ajar

Sabtu, 23 April 2016

Ada cinta di dalam lingkaran

08.57 Posted by azkasadan 3 comments
"Melingkar"

Bulat itu utuh. Satu saling mengisi dengan yang lain. Membagi kisah dan saling mencari ibrah. Ada senyum yang selalu muncul dalam melingkar. Meski sayup mata kadang nampak ketika harus menerjang rasa kantuk yang luar biasa. Karena Dia mentakdirkan kami bisa menjumpai dzuhur. Sehingga kami harus mensyukurinya dengan melingkar dalam balutan ukhuwah yang mempesona.


Doc : google
Wanita yang seperti dalam lagu Izzatul Islam, “Ribuan langkah kau tapaki. Plosok negri kau sambangi. Tanpa kenal lelah jemu. Sampaikan firman Tuhanmu”. Dia terlihat sedang duduk bersimpuh menunggu kami. Sambil sayup terdengar lantunan kalimat Allah dari mulut mulianya. Sungguh mulia karena darinya keluar kalimat-kalimat hikmah hingga nasihat bak seorang ibu kepada anak-anaknya. Tiada balasan yang dapat kami berikan kecuali doa tulus agar dia bersama keluarga dikumpulkan dalam tempat terbaik di surgaNya kelak.

Sungguh aku telah jatuh hati dalam melingkar. Ketika di luar sana banyak orang yang terkikis imannya karena tak berteman. Teman yang selalu mengingatkan dalam kebaikan. Teman sebagai lawan positif untuk berlomba dalam ketaatan. Dirapatkan dari berbagai ketertarikan. Disatukan dari berbagai hati yang berbeda. Namun kami memiliki pemilik hati yang sama. Dialah Sang Maha Pemilik yang menyatukan kami dalam keterpautan hati dalam indahnya melingkar.

Kuala Lumpur, 23 April 2016

Sabtu, 12 Maret 2016

Ketika anak mencari Tuhan

11.13 Posted by azkasadan No comments

Bukan kali pertama aku di serang dengan pertanyaan-pertanyaan yang menurutku sangat mematikan. Di tengah-tengah asiknya menyendiri, seorang anak ( Rayyan namanya) menghampiriku dan tiba-tiba saja bertanya :

"ka, who is Allah? Why He looks so scary? I dont wanna face Him" . 

Sontak aku terkejut dengan pernyataan dari pertanyaannya tersebut. 

"Pasti pengaruh dari movie yang dia tonton", ujarku dalam hati. 

Baiklah, "Rayyan sayang, Allah itu Maha Besar dan Dia gak sama dengan kita ciptaanNya. Gak mungkin pencipta itu menciptakan sesuatu yang sama dengan apa yang dia ciptakan. Contohnya ni, Rayyan kan suka banget tu sama pesawat, pesawat siapa yang cipta? Manusia kan? Nah, pesawat itu sama gak dengan penciptanya? Beda kan? Begitu juga dengan kita, Tuhan itu gak sama dan gak akan pernah sama dengan kita. Allah itu gak scary. Allah itu adil, Rayyan. Kayak bunda, kalau Rayyan gak patuh sama Mama, mama pasti suka ngasih hukuman, tapi kalau Rayyan dengerin apa yang mama suruh, pasti mama ngasih hadiah. Begitu juga dengan Tuhan kita, sayang. 
Kalau Rayyan dengerin dan kerjakan apa yang di perintahkanNya, insyaAllah Allah bakal ngasih apapun yang Rayyan mau. Tapi kalau Rayyan gak mau dengerin, pasti Allah ngasih hukuman. Nah adil kan? 

Rayyan pun menggangguk dengan penuh semangat. 

doc:pribadi


"But kak, kenapa mama ngasih nama aku Rayyan? I dont wanna be door even paradise door, door is not good !" 

Hahahaha, siapa yang tidak tertawa jika ada anak yang bertanya demikian. 

"Terus kalau gak ada pintu mau masuk darimana?" Tanyaku. 

Rayyan pun terdiam dan raut wajahnya mengurat rasa penasaran yang mendalam. 
"What do you mean by that kak?" 

Well, "Rayyan itu artinya pintu surga, kakak malah suka dengan nama itu. Tapi pintunya dunia beda dengan pintu surga. Pintu surga itu dari timur ke barat. Can you imagine how long Rayyan is?" 

Anak itu menggangguk dan terus mendengar dengan saksama.

Nah gimana istimewanya Rayyan? Udah tau kan? 

"Yes, I know that my mother gimme that name because he wanna me enter to paradise"

Wah, ini anak udah bisa berpikir kayak gini di umur yang segini muda. 
Finally, dia tersenyum dengan jawaban-jawaban yang diberikan. Tapi, pertanyaannya tidak berhenti sampai disini. Oh my God, pertanyaan macam apa lagi yang dia tanya. 

"Kak, can we see the paradise from google earth?" 

Rayyaaaaannnnnnnn !!!!! 😠😠😠






Rabu, 13 Januari 2016

Fase Kehidupan

19.13 Posted by azkasadan No comments
Pernikahan bukanlah belenggu atas kebebasan, melainkan sebuah fase atau tahapan hidup yang insyaAllah akan dialami oleh setiap manusia, kini atau nanti. Pernikahan adalah penyatuan dua hati dalam indahnya komitmen dan janji suci. Pernikahan adalah pelengkap separuh diri, yang segala sesuatu di dunia ini tiada yang dapat menyamai.

Pernikahan bukan tentang apa yang ‘aku’ punya dan tidak punya, bukan tentang apa yang ‘kamu’ punya dan tidak punya. Dalam pandanganku, pernikahan yang diniatkan hanya untuk melengkapi kehidupan akan melahirkan cinta transaksional : cinta terpelihara karena ada tukar-menukar antar suami dan istri. Tukar-menukar kecantikan dan kekayaan, kebesaran nama dan kebesaran harta, keshalihan dan keindahan rupa, dan seterusnya, dan seterusnya.
Benar bahwa dalam pernikahan ada hak dan kewajiban yang membuat baik suami dan istri berhak meminta, dan di sisi lain berkewajiban untuk memberi, yang secara tidak langsung membentuk suatu ‘transaksi.’
“Aku kan sudah menjalani kewajiban mencari nafkah, mana pelayananmu terhadapku?” ujar suami
Di saat yang sama, istri bisa saja berkata, “Aku sudah berlelah-lelah mengerjakan semua pekerjaan rumah, merawat anak, melayanimu, sebagai kewajibanku. Sekarang, mana hak aku untuk belanja dan jalan-jalan?”
Berbicara hak dan kewajiban suami dan istri dalam pernikahan tentu bukan menjadi areaku. Yang aku ingin sampaikan adalah, kita bisa saja menjalani kehidupan pernikahan dengan pola pikir ‘hak-kewajiban’ seperti itu, dengan harapan pernikahan kita benar-benar berjalan dengan penuh pertanggungjawaban, karena itulah bobot besar hubungan pernikahan jika dibandingkan dengan hubungan pacaran. Dengan pola pikir seperti itu, kita bisa berharap tidak akan ada hak-hak yang terbengkalai, tidak ada yang terdzalimi.



doc:google
Bahwa pernikahan bukanlah tujuan tapi bagian dari proses. Dan, semua manusia memiliki prolog sebelum memutuskan untuk menikah dengan orang yang diyanikininya tepat. Yaa..walaupun dikata mereka mungkin telah menjalani hubungan selama beberapa tahun terakhir, tapi takdir tetaplah takdir. Tidak bisa dilawan atau dihindari atau bahkan memilih. Tidak kesemuanya.
Ikrar nikah bukanlah sebuah tujuan. Jangan dikira habis ikrar habis perkara. Oh, tentu tidak.


Nikah itu tentang komitmen. Bagaimana dua orang yang tadinya asing satu sama lain, harus benar-benar berniat untuk mempertahankan apa yang sudah diikrarkan bagaimanapun caranya, apapun kondisinya.

Nikah bukan sesuatu yang bisa dihitung dengan rumus matematika. Karena nikah itu kualitas. Bukan kuantitas. “Kamu udah nikah?” “Belum. Belum dua kali.” Bukan yang seperti itu. Omongkosong sekali kalau ada yang mengatakan “Aku rela berbagi dengan dia.” Tidak. Tidak ada yang rela diduakan. Satu itu menggenapkan. Dua membunuh.

Nikah bukan soal “kamu udah ngasi apa ke aku?” Tapi soal berapa banyak yang sudah aku beri, atau berapa banyak yang sudah dia beri. Juga soal mengapa aku memberi. Mengapa dia memberi.

Nikah bukan soal “Aku cemburu kamu dekat-dekat dengan dia!” Bukan, bukan soal itu. Tapi soal “Aku memahami keadaanmu" 
Nikah juga bukan soal “Jangan pergi, aku membutuhkanmu.” Tapi soal “Tenang, kau tahu aku selalu ada untukmu.” Tanpa harus diminta.
Tidak bermaksud sok tau, hanya saja bercermin dari apa yang kulihat, apa yang kudengar, dan apa yang kualami, termasuk dari beberapa walimah yang kuhadiri belakangan ini. Pernikahan bukan sesuatu yang mudah untuk dilalui. Banyak airmata. Tapi juga bukan berarti tiada tawa.
Pernikahan itu tentang pengorbanan. Sebuah pengorbanan yang tidak bisa dilakukan hanya dengan bermimpi.
Nikah dan pernikahan itu tentang keikhlasan. Semua tentang keikhlasan. Keikhlasan untuk memberi. Keikhlasan untuk mencinta. Keikhlasan untuk mengorbankan. Keikhlasan untuk menerima. Keikhlasan untuk menghargai satu sama lain. Keikhlasan untuk berbagi tangis juga senyum.
Aku bisa menuliskan semua ini karena aku melihat dan mendengar. 
Mereka semua memberiku jawaban, bahkan sebelum aku bertanya.

Selasa, 12 Januari 2016

Tahun baru, Semangat baru

14.05 Posted by azkasadan 2 comments
Masih bisa di anggap tahun baru kah? 

Well, aku adalah manusia yang tidak pernah tertarik untuk merayakan pergantian tahun baru. Bagiku, tahun baru hanyalah pergantian angka, pergantian kalender, pergantian target hidup dan menambahnya semangat baru, that's all. Memang tidak bisa di pungkiri bahwa kita sebagai manusia terkadang menginginkan sesuatu yang berbeda dalam hidup, berbeda dari orang-orang sekitar bahkan cenderung mengasingkan diri dari kehidupan orang-orang pada umumnya.
Aku termasuk orang-orang yang berkategori seperti itu. Aku suka hal yang berbeda dari kebanyakan orang yang menganggap itu hal biasa, termasuk masalah semangat. Biasanya setiap awal tahun, buku harianku berganti menjadi baru dengan kalender menjadi penghias di halaman pertama. Entahkah terlalu bersemangat ataukah melihat orang lain begitu antusias, aku pun segera meliris lebih kurang 100 keinginan di tahun tersebut. Ketika hal tersebut berhasil aku gapai, maka aku segera mencoretnya dan berfikir, kenapa aku menulis ini? 



Menulis saja tidak cukup tanpa mentadabburi dan tau tujuan dari apa yang kita tulis. Contohnya, aku menargetkan menikah di tahun ini. Nah, kembali lagi bertanya ke diri sendiri, sudah siapkah untuk menikah di tahun ini? Apa yang sudah kamu persiapkan untuk kehidupan rumah tanggamu nanti? Kehidupan yang bagaimana yang kamu impikan? Bagaimana dengan pencapaian ibadah serta kedekatanmu dengan Sang Maha Cinta? Dan masih banyak pertanyaan lagi. 
Karena itu, sekedar memenuhi catatan harianmu saja tidak cukup tanpa ada ikhtiyar dan doa untuk menggapainya. Tulisan-tulisanmu itu tetap harus kamu pertanggung jawabkan nanti di hadapan Allah.
So, jadikan tahun baru ini ajang untuk menggapai impian dan semangat baru tanpa mengurangi usaha untuk menggapainya. Segera raih pulpen dan buku tersayangmu, listkan mimpi-mimpimu. Semoga di mudahkan :) 

Senin, 11 Januari 2016

Stress adalah pilihan

23.47 Posted by azkasadan No comments
Apakah stress merupakan pilihan juga ??
Tentu saja iya ! memangnya siapa yang menyuruh seseorang untuk stress ? Tidak ada.
Seseorang terkena stress karena ia memilih cara berpikir, gaya hidup, dan keputusan yang membuatnya stress.
Stress takkan pernah terjadi tanpa seizin orang yang mengalaminya, stress takkan datang tanpa diundang atau tanpa diberi kesempatan untuk datang.



Ketika seseorang ditimpa masalah atau kesulitan, ia tinggal memilih :
Mau stress dengan masalahnya itu atau mau rileks dan tawakkal menghadapinya sehingga tetap bisa hidup dengan dada yang lapang dan jiwa yang tenang.
Manakala seseorang terjebak macet, maka ia harus memilih, mau pusing dan stress akibat kemacetan atau tetap tenang dalam menghadapinya.

Tatkala seseorang telah berusaha sesuatu dengan sebaik-baiknya lalu ia gagal mencapai yang diinginkannya, ia juga tinggal memilih. Apakah ia mau menyiksa diri dengan hidup stress ataukah bersabar, memperbaiki diri dan terus belajar, lalu mencoba lagi meraih impiannya tanpa jenuh dan menyerah.

Karena itu semakin jelaslah bahwa tidak ada hidup yang terpaksa. hidup adalah pilihan. Dimulai dengan pilihan, dijalani dengan pilihan, dan diakhiri juga dengan pilihan. Dan tentu setiap pilihan memiliki resikonya masing-masing, disenangi atau tidak !
Itu berarti resiko sebenarnya adalah juga pilihan. Semua resiko, disadari atau tidak adalah dipilih oleh orang yang menerimanya.

Last Paper Syndrome

21.39 Posted by azkasadan No comments
Penyakit malas bisa menggerogoti siapapun tanpa pandang bulu, orang-orang yang rajin saja bisa terkena syndrome ini sewaktu-waktu apalagi aku yang memang tidak pernah ada mood untuk belajar. 
Last paper syndrome maksudnya keinginan kamu untuk lebih matang mempersiapkan subject 
di final exam itu hilang seketika. Bisa jadi karena kamu menganggap itu pelajaran akhirmu sehingga kamu lebih enjoy. Hatimu memang tak karuan memikirkan paper mu itu, tapi kepalamu malah membayangkan betapa empuknya kasur di rumahmu dan ademnya bisa merasakan hujan dirumah. 
Syndrome itu yang sekarang menghampiriku. 2 subject itu sedikit memang, tapi muqarrar nya kadang-kadang suka kebangetan. Bukan ingin mengeluh, hanya saja ingin memberi sedikit trik agar bisa jauh-jauh dari syndrome ini. 


Nah, untuk kalian yang sedang menghadapi ujian, baiknya untuk tidak menghabiskan 24/7 jam di depan buku kalau tidak ingin stress. Usahakan tetap olahraga untuk menyeimbangkan tubuh dan otak, jadi mereka bekerjanya seimbang. Dan cari udara baru, jangan biarkan matamu hanya menatap buku, perpustakaan, kamarmu dsb. Keluar dari duniamu dan biarkan tubuhmu menikmatinya. Dan satu lagi yang terpenting, jaga hubunganmu dengan Allah melalui risalahnya, karena dia sebaik-sebaik pengobat hati yang lagi kosong dan galau serta lalai dengan dunia. 

Tetap semangat dan selamat menghadapi ujian semoga Allah mudahkan 😊