"Perjalanan menempuh ratusan ribu kilometer harus dimulai dengan satu langkah kaki".

Jumat, 15 Agustus 2014

Salahkah jika aku menggantungkan mimpiku setinggi langit ?

21.29 Posted by azkasadan 9 comments
   Sejak kecil, aku selalu punya mimpi indah. Mimpi yang akan kuwujudkan suatu saat nanti. Ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar, aku punya prinsip kalau nanti aku tidak mau kuliah di Aceh. Dan itu bukan sembarang cita-cita. Prinsip itu selalu aku tanam hingga kini. Bukan karena pendidikan di Aceh tidak layak, tapi karena itu memang prinsipku sejak kecil. Aku tidak ingin mimpiku hanya sekedar angan-angan belaka yang terabaikan begitu saja. Kebanyakan anak seusiaku ketika ditanyakan apa cita-cita meraka, pasti dengan semangat yang membara mereka akan menjawab, mau jadi dokter, guru, pilot, polisi, pramugari dsb. Tapi tidak denganku, aku hanya memilih untuk diam ketika ada yang menanyakan apa cita-citaku. Aku malu, malu apabila suatu saat nanti aku tidak mampu mewujudkan itu semua. Rasanya aku harus mempertanggung jawabkan perkataanku.
   Mimpi itu terus berlanjut hingga aku masuk ke salah satu Madrasah Tsanawiyah swasta yang terletak di Langsa. Aku benar-benar berusaha mati-matian untuk mewujudkan salah satu mimpiku ini. Aku mulai mengenal salah satu tempat yang baik untuk melanjutkan kuliahku nanti menurutku. Segera aku mencari informasi apapun tentang universitas tersebut dengan gencarnya. Ketika informasi tersebut sudah kukumpulkan dengan baik, aku langsung menceritakannya kepada kedua orangtuaku, dan mereka setuju dengan pendapatku. Hari-hariku pun terasa lebih indah dari biasanya. Segalanya tentang negara tersebut aku telusuri dengan sebaik mungkin terutama di Bahasa. Semangat belajarku pun mulai bertambah dan kini aku tidak pernah malu lagi untuk memberitahukan mimpiku.
   Saat itu menurutku Allah benar-benar ridha dengan segala mimpiku. Aku dipertemukan dengan orang-orang yang sangat berpengaruh dalam usahaku menuju negara impianku itu. Madrasah Tsanawiyah pun telah aku lalui, kini aku beranjak ke jenjang yang lebih tinggi. Aku bingung kemana aku akan melanjutkan pendidikanku ini. Akhirnya, aku ingin melanjutkan Madrasah Aliyahku ke negara tersebut, negara yang berhasil membuatku jatuh cinta kepadanya. Tapi ketika aku meminta izin kepada kedua orangtuaku mereka berkata "jangan sekarang, nanti aja waktu kuliah insyaAllah Ummi sama Abati izinin". Mendengar itu, rasanya hati ini disambar petir yang paling dahsyat. 
     Aku bukan orang yang mudah menyerah begitu saja dengan apa yang telah aku rencanakan terhadap masa depanku. Mengingat mereka berkata untuk mengizinkanku kesana ketika kuliah nanti, semangatku pun kembali membaik. Di Madrasah Aliyah, aku benar-benar fokus terhadap persiapan masa depanku. Bahasa benar-benar kupelajari dengan sebaik mungkin. Karena bahasa sebagai alat penunjang segala mimpiku untuk pergi kemana saja yang aku mau. Teman-temanku selalu memberi motivasi kepadaku kalau suatu saat aku pasti bisa sampai ke negara impianku. Setiap hari mereka meyakinkanku akan hal tersebut. "Aku yakin kamu pasti akan jadi orang hebat nanti", kata temanku.
    Kini aku sudah kelas XII. Tidak lama lagi aku akan memasuki dunia yang baru. Kembali aku tanyakan kepada orangtuaku untuk memastikan janji mereka yang dulu. Tapi kini jawaban mereka berbeda. "Apa enggak ada pilihan lain selain kesana ?" dengan suara lantang aku menjawab " Enggaaaaaakk". "Coba pikirkan bak-baik dulu. Sekarang negaranya sedang kurang kondusif jadi lebih baik lihat ke pilihan lain saja", Kata Abati. "Dulu kan Abati sama Ummi izinin Azka kesana, sekarang kok gak boleh lagi? Kan kita gak ikutan ribut-ribut kayak mereka disana. Tugas Azka kan belajar, Azka benar-benar akan belajar dengan baik kok" Aku memelas iba. "Itukan dulu Azka, sekarang beda kondisinya. Azka itu perempuan, nanti kalau kenapa-kenapa siapa yang mau tanggung jawab ? Ummi sama Abati disini'. Akhirnya aku menyerah untuk yang pertama kali. Permintaanku kali kedua dan ketiga pun tetap dengan jawaban yang sama, sekalipun aku harus menangis darah. 
   Sudahlah, mungkin memang jalan hidupku sudah seperti ini. Aku selalu berdoa agar Allah membukakan pikiran keduanya agar aku dizinkan kesana. Tapi ternyata, Allah punya rencana yang lebih indah untukku. Orangtuaku menawarkanku untuk masuk ke salah satu universitas di Malaysia dengan jurusan yang aku inginkan. Dan aku mengiyakan tawaran tersebut. Rasanya, jalan menuju universitas tersebut Allah mudahkan. Kini aku sudah diterima di Universitas tersebut dan hanya menunggu hari untuk menikmati suasana baru.
    Mimpiku bukan sekedar mimpi belaka. Hingga saat ini keinginan menuju negara tersebut masih ada. Tapi aku bisa mengontrolnya dengan baik sehingga tidak begitu berambisi. Aku juga sudah bisa mencintai kampus yang akan kujadikan rumah terbaruku serta aku juga sudah bisa melupakan sedikit demi sedikit negara tersebut. Aku hanya berharap suatu saat ada yang membawaku kesana. Ya walaupun bukan untuk menuntut ilmu, setidaknya aku pernah menginjakkan kakiku disana. Semoga Allah memudahkan segala urusanku. Amin
     Banyak hikmah yang bisa aku ambil dari mimpiku ini. Terkadang ada hal yang menurut kita baik, tapi tidak dimata Allah. Kita bisa berencana, tapi Allah sebaik-baik perencana. Bersyukurlah kepada Allah atas segala nikmat yang tidak pernah mampu kita hitung tapi dengan mudahnya Allah berikan kepada kita. Allah maha mengetahui segala sesuatu di dunia ini. 
   Semua orang boleh bermimpi, dan mimpi itu tidak mengenal status sosial. Jangan pernah takut untuk bermimpi setinggi apapun. Walaupun kita belum tentu bisa menggapainya, tapi setidaknya kita pernah bermimpi dan berusaha untuk mewujudkan mimpi tersebut. Dan yang paling penting, setelah bermimpi jangan lupa bangun untuk menjadikan mimpi menjadi kenyataan.   


9 komentar:

  1. It's a nice story azka and keep writing!
    Visit back yaa sahirathehard.blogspot.com

    Mau nanya pendapat azka. Kalau seandainya mimpi itu dicapai dengan paksaan dan berhasil. Itu eksistensinya dimata allah gimana ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. InsyaAllah Sahira, keep writing too ;) !

      Keren donk, paksaan tapi berhasil. Mungkin mimpi yang di paksa itu yang terbaik buat kita. Ingat ra, terkadang menurut kita baik, tapi tidak menurut Allah. Biasanya, paksaan itu akan berubah menjadi nikmat kalau kita ikhlas :). Allah selalu melihat proses, bukan hasil. Semangat ra !

      Hapus
  2. Semua mimpi pasti bisa diraih kalau kita percaya sepenuhnya pada mimpi tersebut, tetap semangat meraihnya.. Pasti bisa! :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pastinya :))
      Terkadang mimpi-mimpi yang belum mampu di wujudkan masih bergelantungan di langit-langit. Dia masih menunggu kita ini.

      Semangat jugaa :))
      Terima kasih sudah berkunjung

      Hapus
  3. kak, wanna ask you some question. i have a lil bit same story like yours.
    tahun lalu, saya mencoba mendaftarkan beasiswa ke salah satu negara yang sudah sangaaaat lama saya idamkan, well, i can said if i hope too much, even i was over confidence. i prepared everything neatly. i wrote the essay, and every requirements needed. but, unfortunately, that rejeki is not mine.
    and this year, i re-try to register it, i just use every document that i used last year. and know what, saya lulus --walaupun masih ada tahap wawancara--
    based on experience, 3 of my fried, last year, who passed to interview section was accept to in this scholar, so i conclude if interview is not exactly difficult.
    my main point is, i dreamed that dream much to study in this country, but last one year i also have been studying in one of best university in Indonesia --dan untuk masuk ke univ ini juga tidak mudah, dan letaknya juga jauh dari kampung halaman, dan biaya yg dikeluarkan selama ini juga tidak sedikit, even my tution sudah ditanggung oleh beasiswa lokal--
    if this happen to you, kamu akan memilih untuk tetap belajar di universitas yg saat ini saya sedang belajar, atau ke negara impian saya tersebut?
    fyi, my major in this univ is pharmacy, but in 'my dream country' major that accepted is International relation.
    what do you thing?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmm gitu :)
      Tetap semangat al.
      If this thing happen to me, aku lebih milih untuk bertahan nyelesain jurusan yg lagi aku jalanin. Lagian kayak kamu bilang tadi kamu kuliah dengan beasiswa. Nah gak semua orang bisa rasain itu al . Nanti ketika tuntas semuanya, ambil s2 di universitas manapun yang kamu suka. Gak masalah kalau gak related dengan jurusan sebelumnya.
      Tapi alangkah lebih baiknya, sebelum mutusin, tanya ke orangtua, orang terdekat dan jangan lupa istikharah.

      Semoga kita di mudahkan selalu.

      Hapus
    2. terimakasih sekaliii kak, jazakumullah khairan kastiran. insyaallah nasihatnya berguna sekaliii. btw maaf ya, nanyanya pake bahasa mix gak jelas begitu.

      terimakasih kembaliii :)

      Hapus
    3. terimakasih sekaliii kak, jazakumullah khairan kastiran. insyaallah nasihatnya berguna sekaliii. btw maaf ya, nanyanya pake bahasa mix gak jelas begitu.

      terimakasih kembaliii :)

      Hapus
    4. Sip sama-samaaa 😊.
      Jangan sungkan-sungkan yaa.

      Gapapa kok. Selama masih bisa di pahami hehe :D

      Salam kenaal :)))

      Hapus