"Perjalanan menempuh ratusan ribu kilometer harus dimulai dengan satu langkah kaki".

Kamis, 14 Agustus 2014

Petuah sang pemilik kasih

14.50 Posted by azkasadan 4 comments

"Hidup tidak selamanya indah. Ada kalanya nanti kita mengalami pasang-surut. Sekarang kita masih bisa merasakan masak menggunakan kompor gas, mungkin nanti suatu saat harus masak pakai kayu. Contoh kehidupan sudah banyak, kita tinggal mengambil ibrah dari segala pelajaran kehidupan"  
-Ummi-  


Abati dan Ummi
       Aaah, membekas sangat membekas. Nasihat ini tidak akan pernah kulupakan disepanjang hidupku. Singkat memang, tapi maknanya mendalam. Aku jadi teringat kehidupanku dulu ketika masih kecil. Ketika aku menginginkan sesuatu, aku harus bersabar menunggu sampai orangtuaku benar-benar memiliki uang yang cukup untuk memenuhi keinginan kami. ada satu kalimat yang selalu di ucapkan ketika aku dan adik-adikku merengek meminta sesuatu "Abati beli inilah !". Beliau hanya tersenyum dan menjawab "Kalau Abati punya uang banyak, langit-langit pun kita beli". Sontak kamipun tertawa lepas mendengar leluconnya haha. Permintaan itupun terlupakan dengan sendirinya.

     Sudah hampir 18 tahun aku hidup di dunia yang fana ini. Sudah terlalu banyak kisah-kisah orang terdahulu dan sekarang yang bisa dijadikan pelajaran hidup. Ketika masih memiliki kesempatan untuk belajar, kita sering kali mengabaikannya. Hidup ini belajar, segalanya harus dipelajari. Tidak ada yang instan. Seperti kata pepatah "Pengalaman adalah guru terbaik" dan itu memang benar. Aah aku jadi teringat salah satu guruku yang kebiasaannya sebelum belajar selalu menuliskan pepatah tersebut di sudut papan tulis agar kami selalu belajar untuk menghargai waktu, belajar dari pengalaman sendiri dan orang lain.

     Bersyukur itu bukan hanya  dengan mengucapkan "Alhamdulillah 'ala ni'amihi"saja atau bahkan hanya dengan mengucapkan terima kasih. Bersyukur itu juga harus ada bukti bagaimana kita merealisasikan makna syukur. Apa saja yang diberi Allah, kita harus mengucapkan Alhamdulillah dan menggunakannya dengan sebaik mungkin, itu yang selama ini di ajarkan oleh kedua orangtuaku. Mungkin orang lain mengira bahwa kita bisa membeli apa saja yang kita di inginkan, tapi faktanya tidak. Bagaimanapun, kebutuhan tetap harus didahulukan daripada keinginan. Karena keinginan itu kebanyakan hanya nafsu belaka. Untuk apa hidup bermewah-mewahan toh akhirnya semua kita kembali ketempat yang sama. Diciptakan dari tanah dan kembali ke tanah.

    "Abati dan Ummi gak punya banyak uang dan harta untuk kalian nanti, tapi insyaAllah Abati dan Ummi akan beri kalian pendidikan setinggi mungkin dimanapun yang kalian mau asalkan benar-benar mau belajar". Ketika kalimat itu terlontar dari mulut Abati, rasanya aku mau menangis. Cuma aku tahan biar gak malu,hehe. Mereka membuktikan perkataan tersebut. Sejak kecil, orangtuaku benar-benar memberikan aku pendidikan terbaik hingga kini aku sudah mulai masuk ke jenjang perkuliahan. Sejak kecil pula aku dibiasakan untuk menghafal Al-qur'an. Tapi sampai sekarang belum khatam. Aku berjanji, akan aku khatamkan Al-quran secepatnya dan akan aku jadikan hadiah terbaik bagi kedua orangtuaku.

   Terima kasih Ummi, terima kasih Abati atas segalanya. Mungkin kami tidak akan pernah mampu membalas semua jasa kalian. Satu yang harus Abati dan Ummi tau, kami sayang sekali sama Ummi dan Abati dan doa kami tidak pernah putus kepada kalian berdua. Maaf jika selama ini kami selalu membuat kerusuhan dirumah, ribut, adik-adik tidak pernah akur tapi sebenarnya itulah cara kami meluapkan rasa kasih sayang kami. Terima kasih atas segalanya.  

4 komentar:

  1. Masya Allah.. Luar biasa "peutuah" itu. Semoga menjadi semangat dan motivasi bagi penulis dan pembacanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah . Amin ya Rabb :)
      Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya, Baarakallah fik :)

      Hapus