"Perjalanan menempuh ratusan ribu kilometer harus dimulai dengan satu langkah kaki".

Selasa, 08 Juli 2014

El-shafa dulu, sekarang dan selamanya part II

00.49 Posted by azkasadan No comments
   Setengah tahun sudah kami di Ruhul Islam Anak Bangsa (RIAB), tak terasa kami akan menuju tahun kedua di RIAB ini. Tetapi, sikap kekanakan kami belum juga berubah. Sudah banyak guru-guru yang mengeluh dengan sikap kami. Kakak-kakak kelas XI MAK I yang terletak bertepatan disamping kelas kami juga mungkin tidak tahan dengan sikap kekanakan kami. Karena berbagai jurus tidak berhasil, akhirnya kami dipindahkan ke gedung sekolah. Dulunya, kelas yang kami tempati itu adalah kelas XII MAK 1 yang kini tidak berpenghuni karena mereka telah menyelesaikan segala bentuk ujian dan  di izinkan keluar dari RIAB untuk melanjutkan study mereka ke jenjang yang lebih tinggi, maka kelas itu menjadi markaz kami yang baru. Kelas yang dulu di asrama, kini menjadi asrama santriwati seutuhnya dan tidak akan menjadi hal yang menakutkan lagi bagi para ustadz yang ingin masuk ke kelas X MAK 1 dan XI MAK I. Memang, kelas yang sekarang ini tidak senyaman kelas yang dulu. Kelas yang tidak memiliki kipas angin, gelap, dan suasanya cocok untuk tidur itu membuat kami ingin segera kembali ke kelas yang dulu. Tapi apa daya tangan tak sampai. Markaz baru kami yang terletak tepat disamping kantor pengajaran Ruhul Islam Anak Bangsa, membuat kami tidak sebebas dulu. Tidak ada ribut, tidak ada kantin, tidak ada keluar dari kelas jika tidak ada guru. Dalam sekejap, jadilah kami seperti anak-anak yang paling patuh dengan gurunya. Rasanya, hati ini ingin memberontak dengan suasana yang tidak biasa ini bagi kami. Nyanyian yang diiringi dengan ketukan meja yang biasanya terdengar, kini tidak ada lagi. Dibalik itu semua, sebenarnya kami anak patuh yang benar-benar ingin belajar di dayah ini.
awas ada penampakan !!
    Kami bosan ust, mau refreshing, suntuk disini, bla bla bla. Keluhan demi keluhan terlontar begitu saja dari mulut anak-anak yang baru mengenal dirinya. Karena Wali kelas kami begitu sayang dengan anak-anaknya dan tidak sanggup melihat kami mengeluh, akhirnya beliau berencana mengajak kami ke Water Park di Mata ie yang terletak tidak begitu jauh dari dayah. Masalah perizinan itu gampang dan tidak akan menjadi pelik jika ditangani oleh orang dalam, istilahnya,hehe. Akhirnya rencana itupun kini terwujud. Ini kali pertamanya kami keluar dari dayah hanya untuk melepaskan kepenatan bersama teman-teman 
Taman air ini membuat kami lupa waktu. Tak terasa seharian sudah kami disini. Jam menunjukkan pukul 17.30 dan kamipun harus kembali ke dayah untuk melanjutkan rutinitas harian. Perjalanan kami kali ini benar-benar mengasyikkan.
    Setengah tahun bukan waktu yang singkat untuk mengenal sesama lainnya. Alhamdulillah, dalam dua minggu aku mampu menghafal nama seluruh teman-taman sekelasku. Hanya teman sekelas dan se-asrama. Ada hal yang tidak kusangka dibalik semua keceriaan ini, salah seorang teman sekelas dan sekamarku saat pertama kali aku di RIAB, mengeluh tentang RIAB. RIAB SPP-nya mahal beud. Benar dan sangat benar bahwa SPP di RIAB itu mahal. Tapi, tetap saja ada perbedaan pendapat. Sebagian ada yang mengatakan, untuk pendidikan tidak masalah mahal asal kita benar-benar belajar. Sebagian lagi ada yang mengatakan, pendidikan sih pendidikan tapi gak mahal gini juga. Silahkan anda memilih pendapat mana yang anda suka :). Nah, 1 bulan lagi mau naik kelas XI, temanku tadi sudah merencanakan kepindahannya ke sekolah yang ada di daerah asalnya, Bireun. Sebelumnya, kami sudah memberikan beberapa saran kepadanya agar dipikirkan masak-masak, ternyata abangnya juga sependapat dengan kami. Tapi,saran kami tidak diterima dengan baik olehnya. Ia tetap kekeh dengan pendapatnya. Walhasil, setelah kami kembali dari liburan semester 2, ia tidak pernah kembali lagi ke dayah untuk berkumpul bersama kami. Berkali-kali kami menghubunginya, tapi nihil. Sudahlah, lepaskan saja kepergiannya, lagian itu juga untuk kebaikannya. 
     Kami tak ingin disebut anak kecil lagi. Sekarang kami sudah kelas XI. Kalau kata orang-orang, kelas XI adalah masa yang paling asyik sekaligus sibuk. Sibuk dengan OPDA ( Organisasi Pelajar Dayah ), sibuk dengan belajar, dll. Dan kenyataannya memang seperti itu. Setahun sudah aku dan teman-temanku berada disini, di RIAB. Suasana asrinya, gurunya, makanannya, semangat belajar teman-teman dan yang paling membuatku jatuh cinta adalah masjidnya.
Masjid ini diresmikan  tanggal 1 Muharram 1435 H. 
     28 Februari 2013, kami dilantik menjadi pengurus Organisasi Pelajar Dayah Ruhul Islam Anak Bangsa oleh wali dayah RIAB, ust Muzakkir,S.Ag. Bisa dikatakan, pelantikan OPDA kali ini adalah pelantikan yang sangat terburuk yang pernah ada. Sebenarnya, pelantikan OPDA bukan pada tanggal 28, tapi pada tanggal 27 Feb. Tetapi, karena baju OPDA belum selesai, kami berumbuk kembali untuk mengambil tindakan lainnya dan kami memutuskan untuk mengadakan pelantikan malam esok. Semua komponen sekolah menyetujuinya. Tidak ada baju OPDA seperti biasanya, hanya bermodalkan siap dan berani saja. Baju hitam-hitam dipadukan dengan jilbab hijau tosca menjadi pilihan kami. Malam itu, segala rasa gengsi dibuang jauh-jauh. Dan ternyata, ustadzah mengapreasikan pakaian kami malam tersebut. Tak perlu berbangga ria dengan pakaian mewah, karena itu hanya bersifat sementara. Pakaian sederhana dan menutup aurat akan jauh lebih indah dari bermewah-mewahan. 

Pelantikan OPDA periode 2013/2014


Bersambung...


0 komentar:

Posting Komentar