"Perjalanan menempuh ratusan ribu kilometer harus dimulai dengan satu langkah kaki".

Sabtu, 05 Juli 2014

El-shafa dulu, sekarang dan selamanya

13.20 Posted by azkasadan 8 comments
El-shafa selalu dihati, istimewa dihati. Selamanya rasa ini. Jika tua nanti kita telah hidup masing-masing, ingatlah hari ini. Ingatlah selamanya.
   Sepenggal lagu ini tidak akan mampu mengalahkan rasa rinduku kepada kalian semua temanku, saudaraku, keluargaku, El-shafa. Aku begitu rindu suasana kelas. suasana ribut, heboh, serius ketika belajar dan lain lain. Tiga tahun lamanya kita bersama. Bersama untuk mewujudkan mimpi kita, bersama untuk meraih masa depan.
   Tapi kini, semuanya hanya tinggal kenangan yang tidak akan pernah dilupakan. Tahun pertama di Ruhul Islam Anak Bangsa, kali pertamanya kami bertemu dikelas X MAK 1. Kelas yang terletak di gedung asrama. Aneh bukan ? tapi itulah nikmatnya. kami bisa bernyanyi sesuka hati kami. Teguran demi teguran selalu datang menghampiri kami, karena kami begitu mengganggu ketenangan orang lain. Tapi tidak kami hiraukan sedikitpun. Hingga akhirnya ada seorang guru yang begitu kami takuti dan segani, beliau memarahi kami habis-habisan. Dan kami tidak mengulanginya lagi. Tapi apa? hanya bertahan kurang lebih dua minggu. 
   Kini masuk ke pelajaran Bahasa Arab, pelajaran favoritku. Tapi sayangnya aku tidak mengidolakan guru tersebut. Bahasa Arab adalah pelajaran yang sangat mengasyikkan, tetapi kalau dengan guru tersebut menjadi sangat menyeramkan, haha. Pernah sekali kami ribut hanya karena masalah sepele di tugas Bahasa Arab. Guru tersebut menyuruh kami mengerjakan soal, tapi satupun dari kami tidak mendengarnya dengan saksama. Hingga akhirnya perang mulutpun terjadi, kami terpecah menjadi 3 kubu. Kubu yang pertama mengatakan mengerjakan 5 soal dan aku termasuk didalamnya, kubu yang kedua 4 soal, sedangkan kubu yang ketiga mereka hanya netral saja, tidak membela siapapun. Akhirnya masing-masing mengerjakan sesuai dengan pendapatnya sendiri. Dan ternyata perang mulut ini terus berlanjut. Masalah demi masalah terus kami hadapi. Dari masalah kecil yang kami besar-besarkan sampai masalah besar yang terus bergejolak diantara kami. Tapi uniknya, dibalik semua masalah dan keributan yang terjadi, kami selalu mencari solusi bersama-bersama. Waktu luang menjadi ajang curhatan bagi kami. Ketua kelas selalu memimpin sesi curhat ini. Dia begitu sabar menghadapi kami yang berjumlah 31 orang ini. Alhamdulillah setelah sesi curhatan ini selesai, kami mendapat solusi yang sangat baik dan minta maaf itu menjadi hal yang paling tepat dalam perkara ini.
     Masih kelas satu tapi kok udah ribut aja ? orang lain terus memojokkan kami. Tapi inilah yang membuat kami selalu kompak dalam segala hal, mulai dari makan sepiring bertiga hingga tidur sebantal berempat pun menjadi hal yang sangat biasa dan jarang ditemukan di asrama Santriwati. Kami memiliki wali kelas yang begitu luar biasa sabar membimbing kami. Setiap hari,wali kelas kami selalu mengunjungi kami. Katanya sih enggak tahan kalau enggak lihat kami sehari, ah betapa gombalnya. Tapi kami mempercayai hal itu. Beliau selalu mengunjungi kami. Jika sehari saja tidak bertemu, Beliau langsung menelepon pembina asrama Santriwati dan meminta tolong untuk beritahu kami ada hal penting. Sebagian dari temanku segera bergegas untuk menyebarkan informasi ini kepada seluruh teman-temanku yang berada di asrama lain dan sebagiannya lagi menuju ke ruang kelas. Ternyata ketika semuanya berada dikelas, hanya satu kata yang beliau ucapkan, Rindu. Ah, seisi kelas pun ribut bukan main. Sebagian ada yang kesal karena sedang asyik dengan kegiatannya dan sebagian lagi entahkah itu terharu ataupun senang. Bangganya memiliki orangtua yang begitu perhatian kepada anaknya.
Bersambung...  

8 komentar: